Ligabolaitalia.com – Arsenal memiliki bursa transfer musim panas yang bagus pada tahun 2019. Hal itu langsung menaikkan level ekspektasi para penggemar. Arsenal mendatangkan beberapa pemain yang berkualitas ke Emirates. Salah satunya adalah Nicolas Pepe yang ditebus dengan biaya 80 juta euro. Namun, Unai Emery belum bisa memberikan performa yang diminta oleh penggemar. Penampilan mereka bisa dibilang tidak terlalu istimewa.
Yang terbaru, Arsenal membuang keunggulan dua gol saat melawan Crystal Palace di kandang. Alhasil, The Gunners saat ini tertambat di peringkat kelima klasemen Premier League. Kini Unai Emery berada dalam tekanan besar. Bukan tidak mungkin manajer asal Spanyol itu akan didepak dalam waktu dekat. Berikut beberapa manajer yang bisa menggantikan Emery di Arsenal seperti dilansir dari berbagai sumber :
Marcelino Garcia Toral
Marcelino dan Unai Emery punya banyak kesamaan. Mereka berdua adalah pesepakbola Spanyol yang beralih menjadi manajer yang memimpin Sevilla dan Valencia. Namun, Marcelino belum memenangkan banyak trofi seperti Emery.
Sebelum Marcelino bergabung dengan Valencia, klub menempati posisi ke-12 dalam dua musim sebelumnya. Namun, selama dua musim bersama Los Che, mereka finis di posis keempat dan lolos ke Liga Champions. Dia juga memenangkan Copa del Rey pada musim lalu sebelum dipecat.
Salah satu keuntungan dari menunjuk Marcelino adalah Arsenal akhirnya bisa memainkan Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette di starting XI tanpa harus memainkan salah satu dari mereka di luar posisinya. Manajer Spanyol itu menggunakan sistem 4-4-2 yang kompak dan mengandalkan serangan balik. Selain itu, Nicolas Pepe bisa beroperasi dalam peran seperti Goncalo Guedes di Valencia.
Tim asuhan pria berusia 54 tahun itu tidak mencetak banyak gol tetapi mereka memiliki pertahanan yang bagus dan itu adalah hal yang sangat diinginkan oleh penggemar Arsenal selama bertahun-tahun.
Mikel Arteta
Mikel Arteta adalah salah satu pesaing untuk menggantikan Arsene Wenger pada tahun 2018 tetapi ia mungkin tidak mendapat pekerjaan itu karena minimnya pengalaman. Namun, The Gunners mungkin bersedia menerima perjudian itu sekarang karena manajer yang berpengalaman dengan resume yang mengesankan kesulitan untuk membalikkan keadaan.
Arteta menghabiskan lima tahun dari karier bermainnya di Arsenal sebelum pensiun pada 2016 dan karena itu, ia sudah tahu situasi klub dan ekspektasi para penggemar. Selain itu, ia memiliki citra positif di antara para penggemar dan itu bisa memberinya waktu lebih banyak daripada kebanyakan manajer untuk menerapkan filosofi bahkan jika hasilnya tidak menguntungkan mereka.
Setelah pensiun, pria Spanyol itu menjadi asisten manajer Manchester City di bawah Pep Guardiola dan sudah belajar dari yang terbaik. Pengaruh Arteta di Man City telah dipuji secara luas dan itu adalah salah satu alasan mengapa Guardiola memilih untuk mengganti asistennya.
Mantan gelandang Arsenal ini sudah dibandingkan dengan Guardiola muda karena kemampuan melatihnya dan akan menarik untuk melihatnya menjadi manajer salah satu klub besar.
Jesse Marsch
Jesse Marsch merupakan manajer Red Bull Salzburg saat ini. Ia sebelumnya bekerja di dua klub sepak bola yang dimiliki oleh Red Bull sebelum bergabung dengan klub Austria itu pada musim panas ini.
Mantan pemain internasional Amerika Serikat itu memulai karir manajerialnya sebagai asisten manajer tim nasional Amerika Serikat sebelum melakukan tugas kecil dengan klub MLS Montreal Impact. Pada 2015, ia ditunjuk sebagai manajer Red Bulls New York dan menggantikan pelatih paling sukses dalam sejarah tim. Pada musim pertamanya di Red Bulls, ia memenangkan MLS Supporters’ Shield, memenangkan rekor 18 pertandingan liga di klub dalam satu musim dan dinobatkan sebagai pelatih terbaik MLS. Ketika meninggalkan klub pada tahun 2018, dia meraih kemenangan lebih banyak daripada manajer mana pun dalam sejarah klub.
Marsch menghabiskan musim 2018/19 sebagai asisten manajer Ralf Rangnick di RB Leipzig sebelum bergabung dengan klub Austria. Salzburg asuhannya saat ini tidak terkalahkan di liga setelah 12 pertandingan dengan 10 kemenangan dan mencetak 50 gol.
Klub Austria itu juga bermain di Liga Champions musim ini setelah gagal lolos dalam sebelas musim sebelumnya. Tim asuhan Marsch tergabung dengan grup yang sulit bersama Liverpool dan Napoli tetapi mereka mampu mencetak 11 gol dalam tiga pertandingan termasuk tiga melawan juara bertahan Eropa di Anfield.
Baca Juga : Beberapa Gelandang Yang Jadi Bidikan Inter Milan
Chris Wilder
Tidak banyak manajer Inggris yang berkualitas saat ini tetapi Chris Wilder memiliki potensi untuk menjadi juru taktik kelas dunia dan memenangkan banyak gelar jika diberikan kesempatan memimpin klub top.
Ketika Wilder ditunjuk sebagai manajer klub masa kecilnya Sheffield United pada tahun 2016, mereka berada di League One dan pada musim pertamanya, mereka meraih promosi ke Championship dengan 100 poin. Di musim keduanya, Sheffield finish di urutan ke-10 di Championship sebelum mendapatkan promosi ke Premier League pada akhir musim 2018/19. Karyanya yang fantastis membuat Wilder mengalahkan Pep Guardiola sebagai Manajer Terbaik di Inggris.
Sheffield asuhan Wilder memulai musim ini dengan cemerlang dan bahkan mampu mengalahkan Arsenal. Mereka saat ini berada di urutan kedelapan di klasemen dan berbagi rekor pertahanan terbaik di liga bersama Liverpool dan Leicester City.
Taktik pria berusia 52 tahun itu cukup unik di mana bek tengah yang jago dengan bola ikut membantu serangan. Mungkin, itu juga bisa bekerja di Arsenal karena David Luiz cukup fantastis dengan bola di kakinya.
Massimiliano Allegri
Saat ini, ada beberapa manajer top yang tengah menganggur termasuk Arsene Wenger dan Jose Mourinho. Namun, kembalinya Wenger tidak bagus untuk Arsenal dan Mourinho tidak terpikirkan untuk menuju Emirates.
Kendati demikian, Arsenal masih bisa mempertimbangkan Massimiliano Allegri yang belum punya klub setelah meninggalkan Juventus pada musim panas. Allegri sudah dikaitkan dengan Real Madrid dan AC Milan belakangan ini tetapi Arsenal harus bisa menyakinkan Allegri untuk bisa datang ke Premier League.
Pria Italia itu memenangkan 13 trofi dengan Juventus dan AC Milan dan akan membawa mental juara ke Arsenal. Di Juventus, ia memiliki persentase kemenangan sebesar 70,48.